Jack Grealish: Dari Rekor Transfer ke Titik Terendah Karier

Jack Grealish: Dari Rekor Transfer ke Titik Terendah Karier – Empat tahun lalu, Jack Grealish menjadi sorotan dunia sepak bola setelah Manchester City membayar £100 juta kepada Aston Villa, menjadikannya pemain Inggris termahal sepanjang sejarah. Transfer tersebut bukan hanya soal angka, tetapi juga simbol ambisi besar Pep Guardiola untuk membangun skuad yang tak tertandingi. Namun, waktu berjalan cepat dan tak selalu ramah. Kini, Grealish berada di ambang pintu keluar Etihad Stadium, tanpa ada klub yang benar-benar menginginkannya.

Awal Gemilang: Ikon Villa yang Diangkat ke Puncak

Jack Grealish memulai karier profesionalnya di Aston Villa, klub masa kecilnya. Ia dikenal sebagai pemain kreatif, penuh flair, dan memiliki kemampuan dribel yang luar biasa. Musim 2020/2021 menjadi titik puncak performanya, di mana ia mencatatkan 16 kontribusi gol dalam 26 penampilan Premier League. Gaya bermainnya yang eksplosif dan penuh improvisasi membuatnya menjadi incaran klub-klub besar.

Manchester City akhirnya merekrutnya pada Agustus 2021, dengan harapan mahjong ia bisa menjadi pelengkap sistem Guardiola yang mengutamakan penguasaan bola dan intensitas tinggi.

Musim Treble dan Peran Taktikal

Pada musim 2022/2023, Grealish tampil cukup signifikan dalam perjalanan City meraih treble winner: Premier League, FA Cup, dan Liga Champions. Ia mencatatkan 50 penampilan di semua kompetisi, dengan 5 gol dan 11 assist. Meski bukan pencetak gol utama, perannya sebagai fasilitator serangan dan pengatur tempo di sisi kiri lapangan sangat dihargai.

Namun, sejak musim berikutnya, performanya mulai menurun. Cedera hamstring dan rotasi pemain membuatnya kehilangan tempat di starting XI. Statistik menunjukkan penurunan tajam dalam kontribusi gol dan efektivitas dribel.

Musim 2024/2025: Dari Starter ke Bangku Cadangan

Musim terakhir menjadi titik balik negatif bagi Grealish. Ia hanya tampil sebagai starter dalam 7 laga Premier League dan lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan. Pemain muda seperti Jeremy Doku dan Savinho mulai mengambil alih peran di sisi sayap, membuat Grealish semakin tersisih.

Guardiola bahkan mencoretnya dari skuad untuk Piala Dunia Antarklub 2025, sebuah sinyal bahwa sang pelatih tak lagi memasukkan Grealish dalam rencana jangka panjangnya.

Masalah Gaji dan Nilai Transfer

Salah satu kendala terbesar dalam proses kepindahan Grealish adalah gaji tinggi yang mencapai £300.000 per minggu. Di tengah pasar transfer yang semakin selektif dan berhitung, klub-klub peminat kesulitan memenuhi tuntutan finansial tersebut.

Nilai pasarnya pun merosot drastis. Dari £100 juta saat dibeli, kini ia hanya bernilai sekitar £37 juta. Manchester City dikabarkan siap menjualnya, bahkan dengan potensi rugi besar.

Potensi Kepindahan: Aston Villa dan Klub Lain

Rumor terbaru menyebutkan bahwa Aston Villa menjadi opsi paling realistis bagi Grealish. Klub masa kecilnya itu dikabarkan tertarik meminjam sang pemain, meski belum ada kesepakatan resmi. Selain Villa, nama Napoli dan Tottenham Hotspur juga sempat dikaitkan, namun belum menunjukkan minat konkret.

Grealish sendiri dikabarkan lebih memilih tetap bermain di Premier League dan tidak tertarik pindah ke Arab Saudi atau liga lain di luar Eropa.

Reaksi Publik dan Media

Situasi Grealish memicu beragam reaksi dari publik dan media. Sebagian fans membela sang pemain, menyebutnya sebagai korban sistem taktik Guardiola yang terlalu kaku. Sebagian lain mengkritik performanya yang dianggap menurun dan tidak sesuai ekspektasi harga transfer.

Grealis sempat membalas komentar negatif di media sosial dengan nada sarkastik, menunjukkan frustrasi atas situasi yang dihadapinya.

Penutup: Garis Nasib yang Berliku

Jack Grealish adalah contoh nyata bahwa harga mahal tidak menjamin karier gemilang. Dari pemain termahal Inggris, ia kini menjadi komoditas yang sulit dijual. Namun, di balik semua itu, Grealish tetap memiliki kualitas dan pengalaman yang bisa berguna di klub yang memberinya kepercayaan dan kebebasan bermain.

Dengan usia yang akan menginjak 30 tahun, waktu semakin sempit. Keputusan besar harus segera diambil. Apakah ia akan kembali ke Villa Park dan menghidupkan kembali kariernya, atau menemukan pelabuhan baru yang bisa mengembalikan sinarnya?

Exit mobile version